DOKTER
Terus terang saya itu paling nggak seneng pergi ke dokter. Selain urusannnya udah jelas nggak menyenangkan, dokter juga tempat yang tidak demokratis. Mau bukti ?
Bukti #1
Dokter : dari gejala yang ada, perut mual-mual, kepala pusing-pusing, mata mutar-mutar, dan dada berdebar-debar, penyakit anda adalah komplikasi antara Patah Hati dan Rorombeheun.
Saya : Dok, bukannya itu penyakit Salah Urat alias Geugeumeueun.
Dokter : Yang dokter itu saya atau anda !?
Bukti #2
Dokter : Karena tensi darah anda sudah tinggi anda tidak boleh merokok, minum minuman beralkohol, makan daging kambing, dan ngemut ice cream.
Saya : Tapi dok, saya tukang sate kambing, boleh ya saya nyobain sate saya.
Dokter : Anda mau sembuh tidak !!!
Bukti # 3
Saya : Berapa dok biayanya?
Dokter : 200 ribu.
Saya : Bisa Tujuh Belas Lima nggak dok ? (Ini bahasa kampung : artinya seratus tujuh puluh lima)
Dokter : Melotot!!! Emangnya ini pasar inpres, bisa di tawar-tawar.
Nggak demokratis kan?
Bukti #1
Dokter : dari gejala yang ada, perut mual-mual, kepala pusing-pusing, mata mutar-mutar, dan dada berdebar-debar, penyakit anda adalah komplikasi antara Patah Hati dan Rorombeheun.
Saya : Dok, bukannya itu penyakit Salah Urat alias Geugeumeueun.
Dokter : Yang dokter itu saya atau anda !?
Bukti #2
Dokter : Karena tensi darah anda sudah tinggi anda tidak boleh merokok, minum minuman beralkohol, makan daging kambing, dan ngemut ice cream.
Saya : Tapi dok, saya tukang sate kambing, boleh ya saya nyobain sate saya.
Dokter : Anda mau sembuh tidak !!!
Bukti # 3
Saya : Berapa dok biayanya?
Dokter : 200 ribu.
Saya : Bisa Tujuh Belas Lima nggak dok ? (Ini bahasa kampung : artinya seratus tujuh puluh lima)
Dokter : Melotot!!! Emangnya ini pasar inpres, bisa di tawar-tawar.
Nggak demokratis kan?