Lesehan Jogja
Banyak yang bilang makan lesehan di Malioboro itu enak. Tapi setelah saya nyoba, saya sama sekali tidak merasakan enaknya itu (terutama bagi saya yang kanker alias kantong kering), setidaknya ada beberapa hal yang membuat saya tidak enak, antara lain :
1. Harganya mahal
2. Nggak bilang-bilang kalau lalab itu ada banderol harganya, dan 4000 rupiah untuk 2 lembar daun selada serta 4 potong mentimun adalah harga yang luar biasa.
3. Pengamennya nggak putus-putus, habis yang satu datang yang lain, mending kalau nyanyinya oke, kalau lagu jadi pada rusak kan...:( Terus kalau lagu udah habis nggak mau pergi kalau belum dikasih duit.
4. Pas terima bon, di perincian harga tercantum PPL 10 %, PPL? apaan tuh, ada juga PPN atau PPH, but lesehan pinggir jalan apa ada pajaknya???
Yah begitulah, tapi saya nggak tau juga apa saya yang salah pilih tempat? Rasanya itu sudah bener, di Jogja, di Malioboro yang terkenal itu.
1. Harganya mahal
2. Nggak bilang-bilang kalau lalab itu ada banderol harganya, dan 4000 rupiah untuk 2 lembar daun selada serta 4 potong mentimun adalah harga yang luar biasa.
3. Pengamennya nggak putus-putus, habis yang satu datang yang lain, mending kalau nyanyinya oke, kalau lagu jadi pada rusak kan...:( Terus kalau lagu udah habis nggak mau pergi kalau belum dikasih duit.
4. Pas terima bon, di perincian harga tercantum PPL 10 %, PPL? apaan tuh, ada juga PPN atau PPH, but lesehan pinggir jalan apa ada pajaknya???
Yah begitulah, tapi saya nggak tau juga apa saya yang salah pilih tempat? Rasanya itu sudah bener, di Jogja, di Malioboro yang terkenal itu.