[ Blognya Sony Asgar...]

Monday, March 21, 2005

Telpon, Binsar, Izal, dan Otong

Binsar mengangkat gagang telpon, menempelkannya di kuping dan segera memijit beberapa tombol angka.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Salah sambung,”
“Zalah zambung kok diangkat,”
BRAKK!
Diujung sana terdengar suara gagang telpon yang dibanting.

Binsar memijit beberapa tombol lagi.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Bukan…Otong Royong di sini.”
“Kenapa gak Otong Zenazah aza zekalian.”
BRAKK!
Di ujung sana terdengar suara gagang telpon yang dibanting.

Binsar memijit lagi beberapa digit nomor.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Di sana siapa?”
“Binsar.”
“Oooh, Charlie, kok suaranya kayak perempuan ya?”
BRAKK!
Dengan semangat 45 Binsar membanting gagang telpon.

Sekali lagi Binsar memijit beberapa tombol angka.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Bukan…di sini Otong Surotong.”
“Iya, Otong Zurotong.”
“Bukan. Otong Surotong.”
“Iya, Otong Zurotong kan?”
“Bukan, Otong Surotong, kok ngeyel sih!”
BRAKK!
Binsar pun membanting gagang telpon.

Telpon diambil alih Izal.
“Hallo…Otong Surotong?”
“Nah…! Akhirnya bisa juga .” (maksudnya bisa melapalkan sesuai EYD)
“Wataaaw…!”
BRAKKK!
Gagang telpon dibanting Izal menggunakan jurus Bebek Idiot Mandi di Kali.