[ Blognya Sony Asgar...]

Thursday, March 31, 2005

Terlambat

Beno terlambat masuk kuliah dan ditegur oleh dosennya.

Dosen : Kenapa kamu terlambat.

Beno : Eh...anu...pak, anu...

Dosen : Anu apa?

Beno : Itu pak, gara-gara rambu lalu lintas yang di depan?

Dosen : Rambu yang mana? (si Dosen penasaran)

Beno : Itu lo pak, yang bunyinya gini : PELAN-PELAN, DI DEPAN KAMPUS !!!

Dosen :.....!!!????

Wednesday, March 30, 2005

The Real Oneng

WHO IS THE REAL ONENG ???


DIAKAH? ATAU DIAKAH?




Image hosted by Photobucket.com


Tuesday, March 29, 2005

Super Spongebob

S U P E R - S P O N G E B O B


HORREEE.... BISA TERBANG !!!!




Image hosted by Photobucket.com


Monday, March 28, 2005

Pertama Jumpa

Pertama ketemu waktu penataran P-4 , Izal langsung ngecengin Maya. Lalu sepanjang tingkat satu ketertarikan Izal semakin besar namun keberaniannya baru sampai pada tahap memandang dari jauh dan menghayalkannya. Setelah dikompori teman-teman kuliahnya sepanjang masa perkuliahan pada semester pendek, barulah setitik keberanian muncul di dada Izal. Dan pada awal perkuliahan tingkat dua lah semuanya bermula. Dengan mencurahkan keberanian yang hanya setitik serta terlebih dahulu memutuskan urat malu dan tidak lupa membaca Ayat Kursi 10 kali, Izal mencoba berkenalan dengan Maya.

Berjalan sekira 10 meter, tubuh Izal dibanjiri keringat. Gugup.

“Mmm…, Mbak tidak kenal saya kan?”
“….???!!”
“Mmm…Makanya kenalan dong. Biar… kenal.”
“Sa…saya… Izal, anak Planologi.”
Maya spechless…

Melihat Maya hanya terpaku, Izal tambah gugup. Tubuhnya makin kuyup oleh keringat. Sebentar terlihat salah tingkah. Lalu…

“Mmm…, Mbak… boleh minta tisu? Keringat saya makin banyak nih.”

Maya bengong, namun beberapa detik kemudian, entah karena terpesona oleh model kenalan Izal yang sangat extra ordinary atau entah karena kasihan dengan tampang Izal yang memelas dan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya, Maya mengambil tisu dan menyorongkannya kepada mahkluk yang sedang berekspresi tidak jelas itu.

“Maya. Farmasi.”

DPR

Untuk mengimbangi dinamika yang terjadi belakangan ini di DPR, para fungsionaris partai politik akhirnya menambahkan satu point baru sebagai syarat penerimaan anggota baru partai. Syarat tersebut yaitu : membawa izazah yang dilegalisir baik dari sasana tinju, perguruan silat, dojo karate, maupun tongkrongan di terminal, dengan kualifikasi minimal terakreditasi B.

Sunday, March 27, 2005

Penjahat, Reality Show, Selebritis

Sehungan dengan tengah menjamurnya acara-acara televisi yang berbau kriminalitas, reality show dan infotaintmen, kayaknya keren juga kalo menggabungkan acara-acara tersebut dalam satu mata acara. Dijamin menarik dan bakal berating tinggi. Saya sudah merancang beberapa mata acara yang saya kira menarik untuk di simak, misalanya : KISP (Kisah Seputar Penjahat), API (Akademi Penjahat Indonesia), Buser - Puser, Sehari Bersama Penjahat, Penjahat Nginep, Ketok Pintu Penjara, Pa-troli Bu-troli, dan Katakan Harta atau Nyawa.

Wednesday, March 23, 2005

Bola dan Sinteron

Hasil USG istri saya menyatakan kalau janin yang ada di dalam kandungannya berjenis kelamin LAKI-LAKI. Tentu saja saya seneng. Salah satunya karena saya bisa nonton bola dengan tenang dan tidak akan terpaksa nonton sinetron (untuk menghindari terjadinya perang dunia ke-3).

Saya percaya ke depan akan semakin demokratis, dan ketika terjadi pemilihan umum dengan pilihan nonton sinetron atau bola, saya yakin akan menang 2-1 dengan bantuan anak saya yang laki-laki.

Monday, March 21, 2005

Susah Kan Ngejelasinnya

M A K A N Y A - J A N G A N - S U K A - N A K A L


S U S A H - K A N - N G E J E L A S I N N Y A




Image hosted by Photobucket.com

Telpon, Binsar, Izal, dan Otong

Binsar mengangkat gagang telpon, menempelkannya di kuping dan segera memijit beberapa tombol angka.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Salah sambung,”
“Zalah zambung kok diangkat,”
BRAKK!
Diujung sana terdengar suara gagang telpon yang dibanting.

Binsar memijit beberapa tombol lagi.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Bukan…Otong Royong di sini.”
“Kenapa gak Otong Zenazah aza zekalian.”
BRAKK!
Di ujung sana terdengar suara gagang telpon yang dibanting.

Binsar memijit lagi beberapa digit nomor.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Di sana siapa?”
“Binsar.”
“Oooh, Charlie, kok suaranya kayak perempuan ya?”
BRAKK!
Dengan semangat 45 Binsar membanting gagang telpon.

Sekali lagi Binsar memijit beberapa tombol angka.
“Hallo…Otong Zurotong?”
“Bukan…di sini Otong Surotong.”
“Iya, Otong Zurotong.”
“Bukan. Otong Surotong.”
“Iya, Otong Zurotong kan?”
“Bukan, Otong Surotong, kok ngeyel sih!”
BRAKK!
Binsar pun membanting gagang telpon.

Telpon diambil alih Izal.
“Hallo…Otong Surotong?”
“Nah…! Akhirnya bisa juga .” (maksudnya bisa melapalkan sesuai EYD)
“Wataaaw…!”
BRAKKK!
Gagang telpon dibanting Izal menggunakan jurus Bebek Idiot Mandi di Kali.

Tips Menonton Sinetron

Sudah bukan rahasia lagi kalau banyak orang yang merasa alergi menonton sinetron. Buat mereka yang mempunyai alergi tersebut, saya punya obat yang mudah-mudahan mujarab. Obatnya gampang banget kok.

J A N G A N - B E R P I K I R ! !

Sunday, March 20, 2005

ITB GILA !!!

Baca postingan dari salah satu blog (saya lupa blognya apa, maaf ya pembaca :)) Katanya orang ITB gila-gila. Sebagai salah seorang yang punya ikatan dengan institusi tersebut saya jadi tertantang untuk membuktikan. Lalu dilakukanlah sedikit survey. Hasilnya 100 % orang ITB gila.

Adapun sample survey saya adalah :

1. Candil (vokalis seurieus band)
2. Aming (Extravaganza)
3. Adithya Mulya (Penulis Jomblo)
4. Ronald Surapraja (Extravaganza)
5. Isman (Penulis Bertanya atau Mati?)

Pertanyaannya : Jangan-jangan saya ikutan gila he...he...he...

Piss Man ! Tempat Pipis Di mana Man?

Monday, March 14, 2005

New Cloning

N E W - C L O N I N G


PERKEMBANGBIAKAN - YANG - SEMPURNA


SPONGE BOB SQUARE PANTS !!!




Image hosted by Photobucket.com


Izal dan Binsar

Izal mengambil hand phone-nya dan segera memencet angka 2. Di LCD muncul tulisan Maman. Itu nama buat Maya yang Izal save di HP-nya. Phone Book di Hand Phone Izal memang tidak mengenal satupun nama cewek. Izal selalu menggantinya dengan nama cowok. Misalnya Isye jadi Ismet, Dewi jadi Dewo, Agnes jadi Agung, Anti jadi Anto, dan Zainab jadi Zailangkung.

“Buat jaga-jaga aja. Takutnya ada SMS yang aneh-aneh atau ada telpon masuk dari cewek lain pas gue lagi beduaan ama Maya. Pan gawat. Bisa-bisa menjadi pemicu terjadinya Perang Dunia ke-3,” ujar Izal suatu kali.

“Bah! Pinter kali pun kau Zal.”

“Yah itulah, sebagai cowok kita hidup mesti kreatif. Kreatif bohongin cewek.”

“Bah! Dazar kau Kadal Buluk!”

“Cewek memang kodratnya untuk dibohongi.”

“Kadal Buluk! Kadal Belang!”

“Tapi kan tujuannya baik.”

“Bah! Mana ada tujuannya baik.”

“Untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Perang Dunia ke-3 .”

"....????!!!"

(Ini memang menjadi alasan banyak cowok di dunia untuk pembenaran atas bohongin ceweknya, bisa benar bisa tidak, Pembaca, anda sudah dewasa untuk menilai sendiri!)

Thursday, March 10, 2005

Telpon dan Setrikaan

Beno datang ke dokter dengan kedua telinganya luka bakar.

Dokter: Apa yang terjadi?

Beno: Gini Dok, saya sedang menyeterika dan telepon berdering, saya salah mengambil gagang telepon, tidak sengaja saya mengangkat seterika dan menempelkannya di telinga saya.

Dokter: Ya...ya...ya...! Tetapi apa yang terjadi dengan telinga Anda yang satu lagi?

Beno : Si Otong, teman saya yang goblok itu menelepon lagi!

Lele Segede Ayam

B E L I E V E - I T - O R - N O T


P E R C A Y A - A T A U - T I D A K


A N E H - T A P I - N Y A T A


A D A - L E L E - S E G E D E - A Y A M!!




Image hosted by Photobucket.com


Monday, March 07, 2005

Mpok Minah

Mpok Minah says :

"Maaf mpok Oneng, Maaf Bang Juri, Maaf Mak, Maaf Bang Ucup...., Bukannya saya tidak yakin, bukannya saya kurang pede, Maaf..., saya cuman mau mastiin doang...ada bedanya nggak NOT OPEN sama CLOSE...???, maaf..."


Image hosted by Photobucket.com

Sunday, March 06, 2005

Tentang Izal dan Maya : Lagi - Sebuah Triler

Hati Izal berdebar-debar tak karuan. Perasaannya sangat campur aduk bak gado-gado special plus keju dan kornet (kayaknya ini resep baru). Ada rasa kangen, ada rasa benci, ada rasa senang, ada rasa marah, ada rasa lelah, ada rasa gelisah, dan juga ada rasa takut. Hampir semua rasa ada di dada Izal, hanya rasa soto mie dan rasa kaldu ayam saja yang tidak nampak di sana, ketinggalan di kosnya Izal.

Dan debar-debar di dada Izal semakin kencang dalam detik-detik penantian. Semakin lama semakin kencang dan akhirnya berhenti sama sekali karena…jantungan! Eh salah, debaran di hati Izal berhenti beberapa saat tatkala pintu villa terbuka dan menampakkan wajah Maya. Wajah mantan kekasihnya yang malam itu terlihat sangat cantik, lebih cantik dari yang biasa Izal lihat. Apalagi saat itu rambut Maya dibiarkan basah tergerai jatuh menutupi punggung. Rambut basah sehabis keramas yang sangat Izal sukai. Wangi sampo pada rambut itu membuat hati Izal yang berhenti berdetak kembali berdebar-debar dan membangkitkan sisi romantisnya.

Izal bengong. Maya juga bengong. Ia tak menyangka Izal akan menyusulnya.

Hening, ada sedikit kecanggungan. Hanya mata mereka yang saling berpandangan memancarkan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh meraka berdua.

“Izal…,” Maya memecah keheningan dan kecanggungan.
“Maya...”
“Izal…”
“Maya…”

Dan di saat-saat seperti itu naluri yang bersemayam di jiwa Izal turut bangkit mengikuti sisi romantismenya. Oleh nalurinya mata Izal kemudian dituntun mencari sebuah tiang atau sebatang pohon. Beruntung di dalam villa tidak terdapat tiang ataupun pohon, karena kalau kedua benda tersebut tersedia di sana dapat dipastikan sebuah adegan klise tak akan bisa dihindari lagi.

Izal akan segera berlari menuju tiang tersebut, menggelendotinya sambil memutarinya sebanyak tiga putaran, kemudian meluncurlah lagu Kuch-Kuch Hota Hai dari bibir Izal. Lalu yang diharapkan Izal Maya akan berlari ke arah tiang tersebut, menggelendotinya juga, memutarinya sebanyak tiga kali, mendekatkan wajahnya ke wajah Izal, dan menyanyikan bait lain dari lagu Kuch-Kuch Hota Hai.
Itulah sisi romantisme tertinggi seorang Izal, cukup sederhana buat divisualisasi, persis film India.

“Nyari tiang ya?” tanya Maya.
“He-eh…” jawab Izal malu-malu.
“Nggak ada.”
“Pohon ada?”
“Ada, di luar.”
“Malu ah, ntar diliatin orang sekampung.”
“Pake tembok aja, gaya Reza, lagunya Pertama...”

Izal berpikir sejenak. Namun akhirnya ia menggelengkan kepala. Ada dua pertimbangan utama kenapa Izal menolak tembok sebagai sarana ekspresi sisi romantisnya.

1. Materi, ada esensi yang hilang, gerakan berputar sebagai salah satu unsur penting penghayatan menjadi hilang.
2. Fisik, mengingat tubuhnya yang ambigu dan bahkan sudah mendekati kurus kering, Izal takut bokongnya akan semakin tepos karena banyak bergesekan dengan tembok.

Wednesday, March 02, 2005

A Y A M

A Y A M



Sungguh malang nasibmu


Tiap hari kerja rodi harus bangun paling pagi


Menjadi korban fitnah diasosiasikan dengan yang ngak-ngak


Misalnya : Ayam Kampus


Akhir hidupmu pun seperti seorang teroris


Ditelanjangi dan menjuntai di tiang gantungan


Bahkan, berpotensi di mutilasi


Ayam...


Malang nian nasibmu



Hosted by Photobucket.com



(dedicated to ayam di seluruh dunia)

Tuesday, March 01, 2005

Obrolan Dua Orang Berstatus Jomblo : Sebuah Triler

Ketika dua orang sahabat berstastus jomblo berada di sebuah tempat yang agak asing tanpa ada orang lain yang dikenal dan tanpa kegiatan yang melibatkan fisik, maka forum curhat tak akan pernah bisa dihindari. Itulah yang terjadi pada Otong dan Beno. Kedua sahabat ini saling melempar isi hati, mengungkapkan kegundahan yang selama ini dipendam karena tak kuasa untuk diungkapkan.

“Tong, belakangan ini gue nggak ngerti dengan diri gue.” Beno membuka forum tersebut dengan sebuah peryataan yang sangat menggelitik rasa ingin tahu Otong.
“Emang kenapa Ben?”
“Coba kau perhatikan, kurang apa sih gue? Tampang sudah mirip Tom Cruise gini tapi kok sudah setahun ini gue terjerembab dalam lembah hina kejombloan, bener-bener gue gak habis pikir.”
“Ben, kalau menurut gue sih kekurangan elo itu cuma satu doang…”
“Oh ya, apa itu?”
“Elu nggak punya kelebihan…”
PLETAK!!
Jidat Otong dijitak Beno.
“Ati-ati kalo ngomong,” ujar Beno sambil melotot. “Kelebihan gue kan banyak, tampang keren, duit banyak, apalagi coba?”

“Huh…”
Otong menarik nafas panjang. Ia tak sanggup untuk berkata-kata. Takut menyinggung perasaan Beno yang sudah terlanjur kecebur ramuan geer dan sok cakep bikinan Paranomix semenjak usia 2 bulan dalam kandungan. Akhirnya atas nama pertemanan Otong memberi nasehat yang kali ini cukup menyenangkan Beno.
“Yah, ambil hikmahnya aja Ben…, kalau kita lihat lebih jernih sebenarnya kita ini lebih beruntung. Coba elu bandingkan dengan si Binsar, dia sudah mentok dengan paribannya si Butet di Tarutung sana. Sementara kita meskipun sekarang menjadi jomblo hina tetapi setidaknya kita masih bisa menjaga harapan dan tetap mempunyai kemungkinan untuk dapetin Dian Sastro atau Siti Nurhaliza.”
Beno manggut-manggut.
“Tong, itu yang gue suka dari elu. Elu selalu bisa memandang hidup ini dari sisi positif. Terima kasih sobat, gue jadi punya semangat lagi untuk terus hidup. Ada keyakinan dalam dada gue kalau gue bakal jadi sama Titi Kamal.”
“……!!!???”
Otong benar-benar tak bisa berkata-kata. Spechless.

“Tapi Ben, sebenaranya elu tuh lebih beruntung dari gue. Bagaimanapun elu pernah merasakan pacaran, sementara gue? Sampai detik ini tak sekalipun ada cewek yang mau membukakan hatinya buat gue.”
“Hmmm…”
Beno menarik nafas panjang, ada keharuan yang menyeruak dari dalam dadanya atas nasib malang yang di derita sahabatnya. Bayangkan, 24 tahun belum pernah pacaran! Dan kalau sampai ulang tahun ke-25 belum dapat cewek juga, dapat dipastikan predikat J O P E R alias JOMBLO PERAK akan disandang Otong. Sebuah predikat yang aib-nya dapat dirasakan sampai turunan ke-tujuh. Padahal aib yang diderita atas predikat STMJ (Semester Tujuh Masih Jomblo)-pun belum sepenuhnya terehabilitasi.
Selain itu, dengan predikat Jomblo Perak di tangan, Otongpun akan mempunyai kesempatan untuk menjadi kandidat ketua IJI, Ikatan Jomblo Indonesia, serta masuk nominasi dewan juri sebagai nominator penerima anugerah Jomblo of The Year. Itulah nasib dari seorang Otong, pakar cinta yang tak pernah bisa menggapai cinta. Sungguh sebuah ironi kehidupan yang demikian nyata.

“Elu kurang usaha kali Tong,” ujar beno mencoba membesarkan hati Otong.
“Yah Ben, kalau usaha mah jangan ditanya. Semenjak berseragam putih biru gue udah praktek nyatain, buku-buku tentang pdkt dan percintaan anak muda sudah habis gue baca, film-film romantis sudah habis gue tonton, tak ketinggalan tiap malam gue berdo’a.”
“Do’anya yang salah kali Tong.”
“Gue rasa nggak, do’a gue udah maut banget.”
“Emang gimana do’a-nya?”
“Gini nih, ‘Ya Tuhan mohon Engkau bukakan hati seorang wanita untuk mencintai hamba, datangkanlah dia kepada hamba ya Tuhan...”
“Dan sampai sekarang belum terkabul…”
“Yeaah…begitulah.”
“Nah itu, ini berarti Tuhan nggak suka dengan do’a elu yang seperti itu. Saran gue elu ganti aja do’anya, kalau wanita yang mencintai elu nggak pernah datang, sekarang elu minta aja supaya elu nggak mencintai wanita…kan jadi nggak ada beban buat elu.”
“SYARAF!” ujar Otong kesal.